PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setidaknya, tujuan utama dalam
berbahasa adalah untuk menangkap dan memahami makna yang disampaikan. Memahami
kemudian berinteraksi dengan bertukar makna bahasa adalah sebuah aktivitas yang
lumrah dilakukan oleh setiap orang di setiap waktu dan di daerah manapun. Oleh
karenanya tak bisa dipungkiri bahwa kesalahan dalam berbahasa, khususnya
kesalahan dalam menangkap sebuah makna dari suatu bahasa harus dihindari agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Diantara cabang ilmu yang membahas
proses dan segala hal yang bersangkutpaut dengan makna adalah semantik atau
dalam Bahasa Arab disebut dengan Ilmu al Dilalah. Dan salah satu alat
bantu untuk mengungkap makna suatu bahasa adalah kamus atau dalam Bahasa Arab
disebut dengan Ma’ajim.
Untuk memperjelas hal itu, makalah
ini mencoba hadir guna memberikan sebuah pembenaran tentang pengaruh penting
semantik dan kamus dalam mengungkap suatu makna dalam sebuah bahasa.
PEMBAHASAN
A. Pengertian kata signifikansi
Kata siginifikan merupakan serapan
dari bahasa inggris yakni kata significant
yang berarti sebuah persoalan yang penting. Juga, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, signifikan dapat didefinisikan sebagai penting atau berarti.
Penambahan imbuhan si pada akhir kata signifikan menjadi signifikansi
merupakan penghilangan kalimat sifat dan menjadi kalimat keterangan sehingga
memiliki arti kepentingan atau urgensi.
Oleh karenanya, dapat disimpulkan
bahwa materi singkat dalam makalah ini akan membahas tentang alasan-alasan
pentingnya semantik dan pentingnya kamus dalam menunjang proses memahami makna
dalam sebuah bahasa.
B. Signifikansi Ilmu al Dilalah
Ilmu al dilalah dalam bahasa Indonesia disebut dengan
semantik, dan pengertian sederhananya adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda
dalan bahasa[1]. Dalam
memahami pentingnya kajian semantik dalam proses berbahasa, setidaknya dapat
dilihat dari 3 tolak ukur berikut ini yang mana jika ada kesalahan semantik
dalam tiga cakupan ini maka akan mengakibatkan kegagalan dalam sebuah proses
berbahasa.
1. Posisi Semantik dalam Linguistik
Semantik memiliki kedudukan yang cukup penting
dalam ilmu linguistik, dimana semantik dapat mengumpulkan unsur-unsur penting
lain dalam ilmu lingustik seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis dalam satu
kesatuan dan tujuan tertentu yakni sampainya pesan yang ingin disampaikan.[2]
Karena sebenarnya, bahasa dalam bentuk struktur sintaksis dan morfologis pada
satu sisi dan struktur bunyi (fonologi) pada sisi yang lain hanyalah merupakan
aspek atau sarana untuk menyampaikan segala aspek kemaknaan (semantik) yang
hendak disampaikan oleh seorang penutur.[3]
Jadi, dalam runtun proses berbahasa, semantik
berada pada titik paling awal dan paling akhir, dan fonologi, morfologi serta
sintaksis berada diantara keduanya. Alurnya
bisa digambarkan seperti ilustrasi berikut ini ;
Semantik – (morfologi, sintaksis, tata bahasa)
– fonologi - (morfologi, sintaksis, tata bahasa)- Semantik.[4]
2. Semantik sebagai penunjang cabang ilmu lain
Tidak
semata sebagai bagian dari linguistik, semantik juga memiliki peran yang cukup
penting dalam beberapa cabang ilmu yang berhubungan dengan makna sebuah bahasa,
seperti ilmu mantik (logika), filsafat, psikologi, antropologi, dan sosiologi.
Sehingga sudah seyogyanya pemahaman dan penguasaan tentang semantik memiliki
peran penting terhadap para ahli mantik, para filsuf, psikolog dan sosiolog. [5]
Oleh karenanya semantik juga memiliki nama lain seperti sematologi, semologi,
semasiologi, dan dirasatul ma’naa.[6]
3. Cakupan Semantik dalam memproses sebuah makna
Dalam memproses dalam memproses sebuah makna bahasa, semantik
setidaknya memiliki 4 jenis cakupan makna yakni, makna linguistik, makna
proposisi, makna pragmatik dan makna kontekstual.[7]
Makna Linguistik
Yakni
cakupan makna leksikal dan struktural sebuah bahasa dan merupakan tahap awal
dan tahap dasar pemahaman akan makna bahasa. Seperti perbedaan antara kalimat
tanya, kalimat berita, dan kalimat perintah.
Makna Proposisi
Yakni
cakupan yang mencakup kelogisan dan keempirisan sebuah makna sehingga akan
timbul pertanyaan benar atau tidaknya makna tersebut.
Makna Pragmatik
Yakni
cakupan makna yang mengandung makna tertentu yang berbeda dari yang diungkapkan
dalam bahasa. Seperti penggunaan kalimat tanya untuk pernyataan, kalimat pujian
untuk sindiran, dan lain sebagainya.
Makna kontekstual
Yakni
cakupan makna yang berkaitan dengan konteks keluarnya sebuah bahasa tersebut,
baik dari konteks tempat, waktu, dan sebagainya. Sehingga sebuah kata akan
memiliki kesan ambigu jika tidak dihubungkan dengan konteks waktu atau tempat
dimana kata-kata tersebut diucapakan.
Dari
tiga cakupan diatas setidaknya dapat disimpulkan bahwa semantik memiliki banyak
manfaat baik dalam segi pembelajaran umum maupun dari segi penyampaian
informasi. Dan hal itulah dintara alasan yang menunjukan betapa pentingnya
semantik.
C. Signifikansi Kamus (Ma’ajim)
Setiap bahasa di berbagai negara pasti memiliki
kosa kata yang berbeda dan memiliki pemakaian dan fungsi yang berbeda juga. Dikatakan
bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki kosa kata yang cukup banyak
dibandingkan dengan bahasa lainnya. Di samping itu Bahasa Arab adalah bahasa Isytiqaq
dimana satu kosa kata bisa berubah menjadi kosa kata yang lain tapi dalam
jumlah huruf yang sama dan masih satu kata. Bahasa Arab juga merupakan bahasa I’rab
dimana memiliki makna yang berbeda jika ada perbedaan pada baris atau pada
huruf meskipun hanya berjumlah satu huruf saja.[8]
Dengan
landasan itu, penggunaan kamus dalam
mencerna dan memahami setiap bahasa di dunia khususnya Bahasa Arab menjadi
sangat penting untuk mendalami dan mempelajari kosa kata suatu bahasa.
Alasan
lain mengapa penguasaan kamus Arab khususnya sangatlah penting adalah karena
fungsi kamus yang sangat bermanfaat yakni :
1. Menjelaskan
makna kata-kata yang berbeda
Seperti
kata الجدّ yang mana memiliki arti yang berbeda,
ketika harakat pada huruf “ja’ nya dibaca berbeda-beda. Ketika dibaca kasrah
jadi al jiddu memiliki arti “serius atau sungguh-sungguh”. Ketika dibaca
fathah jadi al Jaddu, memiliki arti Kakek. Dan Ketika dibaca al Juddu
maka memiliki arti sumur.
2. Mengeja
kata secara benar
3. Melafalkan
kata secara benar
4. Menelusuri
asal-usul kata
5. Membedakan
kata yang masih digunakan dan yang sudah ditinggalkan
6. Mengetahui
kesalahan yang muncul dari kata dan antonimnya
7. Memberikan
contoh penggunaan kata-kata secara tepat dan benar.
8. Memberikan
Informasi ensiklopedis[9]
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
proses memproduksi makna, semantic dan kamus, atau Ilma al Dilalah dan Ma’ajim
merupakan komponen yang sangat penting. Kamus mampu mengungkap makna leksikal
dan struktural, dan semantic memapu menangkap makna makan baik leksikal,
struktural maupun kontekstual.
Dari
pembahasan singkat ini dapat dijelaskan bahwa tujuan dasar dari berbahasa
adalah menyampaikan sebuah pesan dan memastikannya sampai. Linguistik sebagai
ilmu bahasa mewadahi itu, denga semantic yang nerupakan puncak dari produksi
makna. Oleh karenanya pembahasan dan pemahaman terhadap semantik sangatlah
penting dalam kegiatan berbahasa.
Daftar Pustaka
Fathullah Ahmad Sulaiman, madkhal ilaa ilmi al-lughah,
Kairo : Maktabatul adab, 1991
M. Syarif Hidayatullah, cakrawala linguistic arab,
Jakarta: Kompas Gramedia, 2017
Moh. Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik dan
Kontemporer, Jakarta; Prenadamedia, 2016
J.D. Parera, Teori
Semantik, Jakarta: Erlangga,2004
Salim Sulaiman al-Khammasy, al mu’jam wa ilmu
al-dilalah, Makkah: muwqi lisanul arab, 1428 H.
0 comments:
Post a Comment