Sejarah dan latar belakang
Bisa dikatakan bahwa sejarah kesusastraan Arab modern dimulai dari
akhir perang dunia pertama, khususnya mulai dari tahun 1920, yaitu ketika lepasnya
beberapa negara Arab dari pemerintahan kolonialisme. Seperti Irak pada tahun
1921, Mesir pada tahun 1923, Libanon pada tahun 1926 dan negara-negara Arab
lainnya. [1]
Sehingga pada awal perkembangannya, banyak terjadi gelombang migrasi
orang-orang arab ke negara lain, seperti ke wilayah Amerika, Australia dan
Eropa, begitu juga sebaliknya. Sehingga menimbulkan dilema seperti: Apakah
sastra arab itu identik dengan karya sastra orang arab saja, atau karya sastra
arab yang dihasilkan oleh orang non-arab ataukah karya sastra orang arab yang
tinggal di negara non arab?
Perbandingan
Jika dibandingkan dengan masa klasik
dan masa kebangkitan, kesusastraan Arab
pada masa modern lebih kaya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, tema-temanya
juga lebih bervariasi. Karena pada masa Modern orang Arab lebih terbuka terhadap
pengaruh-pengaruh eksternal, baik dari Timur maupun dari Barat.[2]
Adanya pengaruh-pengaruh tersebut menimbulkan berbagai aliran sastra,
seperti romantisme,realisme, simbolisme, eksistensialisme, ekspresionalisme dan
yang lainnya. Corak dan pengaruh ini tidak saja terlihat dalam subyek dan
isinya, tapi juga dalam bentuk dan gayanya. Namun meskipun demikian, corak dan
aliran sastra klasik pun masih terasa, meski secara bertahap mengalami
penurunan.[3]
Karakteristik
Kesusastraan Arab modern bercermin pada suasana hidup yang
kontemporer dalam semua aspeknya dan manifestasinya yang beraneka ragam. Baik
prosa maupun puisi, keduanya memiliki alur perkembangan yang signifikan .
Prosa
Prosa
pada masa modern lebih memperhatikan unsur pemikiran dari pada unsur gaya,
tidak banyak menggunakan kata-kata retoris seperti saja’, tibaq, seperti
pada masa sebelumnya. Pemikirannya runtun dan sistematis, penulis tidak keluar
dari satu gagasan ke gagasan yang lain, pendahuluannya tidak panjang-panjang,
tema cenderung pada tema yang sedang terjadi pada masyarakat, seperti masalah
politik, sosial dan agama.
Puisi
Pada masa modern, puisi bebas menjadi lebih populer, dengan panjang
yang bervariasi dan rima yang tidak mengikuti pola tertentu. Lariknya semakin
pendek hingga ada yang hanya menggunakan dua atau tiga suku kata.
Selain
tema lama yang masih ada dan masih dipakai sejak masa klasik, ada beberapa tema
puisi baru yang muncul pada masa modern ini, seperti patriotik, kamasyarakatan,
kejiwaan, puisi drama dan lain sebagainya. [4]
Sastra
Arab Diaspora.
Dalam perkembangan sastra arab modern juga, muncul istilah sastra
arab mahjar (diaspora), yakni sastra arab yang muncul dari sekelompok
orang yang telah melalukan penyebaran di luar tanah airnya, atau sastra arab
rantauan.[5]
[1]Males
Sutiasumarga, Kesusastraan Arab; Asal Mula dan Perkembangan, (Jakarta;
Zikrul Hakim 2002), hlm. 113.
[2]Males
Sutiasumarga, Kesusastraan Arab; Asal Mula dan Perkembangan, (Jakarta;
Zikrul Hakim 2002), hlm. 113.
[3]Males
Sutiasumarga, Kesusastraan Arab; Asal Mula dan Perkembangan, (Jakarta;
Zikrul Hakim 2002), hlm. 114-117).
[4]
Males Sutiasumarga, Kesusastraan Arab; Asal Mula dan Perkembangan, (Jakarta;
Zikrul Hakim 2002), hlm. 118-120).
[5]Ahmad
Atho‟illah, Sejarah Perkembangan Masyarakat & Sastra Diaspora Arab-Amerika,
(Adabiyyat), hlm. 197
0 comments:
Post a Comment