Menurut saya, baik Hamzah Fansuri yang notabene merupakan salah
satu tokoh ulama sufi di Indonesia, maupun Sutardji Calzoum Bachri yang tidak
lain adalah salah satu tokoh pembaharu dalam corak puisi di Indonesia,
karya keduanya memiliki karakteristik
masing-masing. Karya-karya yang luar biasa dari keduanya tentunya menjadi
panutan dan tolak ukur nilai keindahan seni puisi pada masanya.
Setelah saya
menemukan beberapa karya mereka berdua, saya memutuskan untuk lebih dalam lagi
membaca salah satu karya mereka yakni ‘Syair si Burung Pingai’ karya Hamzah
Fansuri dan ‘Bayangkan; untuk Salim Said’ karya Sutardji Calzoum Bachri (ada di
lampiran). Kemudian dari hasil bacaan tersebut saya mencoba menyajikan hal-hal
berikut ini sebagai kesimpulan;
Puisi-puisi karya
Hamzah Fansuri amat kental dengan nuansa ketuhanan dan keagamaan. Topik-topik
yang dimasukan oleh Beliau pada karyanya adalah topik-topik yang berkaitan
dengan ajaran, nasihat hidup, ilmu pengetahuan dan keyakinan. Sehingga hal yang
saya rasakan ketika membaca puisi beliau adalah timbulnya ketentraman dan
kedamaian hati karena ruh dan pesan yang ingin disampaikan sangatlah terpancar
dengan jelas.
Adapun
puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri sangatlah merepresentasikan kebebasan dalam
berpikir dan berekspresi. Tema-tema yang diangkat dalam setiap karyanya juga
cenderung hal-hal yang sering kita jumpai di kehidupan nyata, namun dibalut
dengan sentuhan logika berpikir yang liar dan cukup berani. Sehingga hal
pertama yang saya rasakan ketika membaca puisi beliau adalah seolah munculnya
kesegaran dalam diri saya seolah membuka hal-hal yang tadinya dianggap ragu,
menjadi bebas untuk diekspresikan.
Terakhir,
karya-karya dari kedua tokoh ini memiliki gaya dan karakteristik yang bisa
dibilang bersebrangan. Namun bukan berarti tidak memiliki titik temu, karena
sejatinya dalam karya-karya mereka berdua sama-sama memiliki pesan positif yang
ingin disampaikan, meskipun, gaya penyampaian dan pilihan diksinya cukup
berbeda.
Bagi saya, membaca kemudian membandingkan karya mereka berdua
sungguh memiliki sensasi yang luar biasa.
BAYANGKAN
untuk Salim
Said
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
direguknya
wiski
direguk
direguknya
bayangkan kalau tak ada wiski di bumi
sungai tak mengalir dalam aortaku katanya
di luar wiski
di halaman
anak-anak
bermain
bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi
aku kan lupa bagaimana menangis katanya
direguk
direguk
direguknya wiski
sambil mereguk
tangis
lalu diambilnya pistol dari laci
bayangkan kalau aku tak mati mati katanya
dan ditembaknya kepala sendiri
bayangkan
Syair Si Burung Pingai
Oleh :
Hamzah Fansuri
Hamzah sesat di dalam hutan
pergi uzlat berbulan-bulan
akan kiblatnya picek dan jawadan
inilah lambat mendapat Tuhan
Unggas pingai bukannya balam
berbunyi siang dan malam
katanya akal ahl al-alam
Hamzah Fansuri sudahlah kalam
Tuhan hamba yang punya alam
timbulkan Hamzah yang kalam
ishkinya jangankan padam
supaya
warit di laut dalam
Dua sosok yang sangat bertolak belakang
ReplyDelete