Teori Perkembangan Bahasa
(Anak)
Penelitian
yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya tidak terlepas dari
pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah
telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak.
Dua pandangan yang kontroversial dikemukakan oleh pakar dari Amerika, yaitu
pandangan nativisme yang berpendapat bahwa penguasaan bahasa pada kanak-kanak
bersifat alamiah (nature), dan pandangan behaviorisme yang berpendapat bahwa
penguasaan bahasa pada kanak-kanak bersifat suapan( nurture). Pandangan ketiga
muncul di Eropa dari jean piaget yang berpendapat bahwa penguasaan bahasa
adalah kemampuan yang ebrasal dari pematangan kognitif, sehingga pandangan nya
disebut kognitivisme.[1]
Berikut
ini akan dikemukakan secara singkat ketiga pandangan itu. Pandangan nativisme
diwakili oleh Noam Chomsky, pandangan behaviorisme diwakili oleh B.F Skinner, dan pandangan kognitivisme oleh jean
piaget.
Teori Nativis
Pandangan ini
diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat bahwa penguasaan bahasa pada
anak-anak bersifat alamiah atau nature. pandangan ini tidak berpendapat bahwa
lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa
bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan terbukanya kemampuan
lingual yang secara genetis telah di programkan.
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan
bahasa pertama, anak sedikit demi sedikit
membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogramkan. Jadi
lingkungan sama sekali tidak punya pengaruh dalam proses pemerolehan bahasa
pertama (acquisition).[2]
Para ahli nativis
berpendapat bahwa bahasa merupakan pembawaan dan bersifat alamiah dan meyakini
bahwa kemampuan berbahasa sebagaimana halnya kemampuan berjalan, merupakan
bagian dari perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak,
beberapa bagian neurologis tertentu dari otak manusia memiliki hubungan dengan
perkembangan bahasa, sehingga kerusakan pada bagian tersebut dapat menyebabkan
hambatan bahasa.
Menurut Chomsky , Howe, Maratsos (dalam miller, 1981)
berpandangan bahwa ada keterkaitan antara faktor biologis yang menekankan
membentuk individu menjadi makhluk linguistik dan perkembangan bahasa. Chomsky
(dalam dworetzky, 1984) mengembangkan toeri yang komplek tentang bahasa yang
disebut transformation grammer theory. Menurut
Chomsky, arti dari kalimat atau kandungan semantik dalam kalimat berkaitan
dengan struktur yang lebih dalam yang merupakan bagian alat penguasaan bahasa.
Chomsky (1974) mengatakan bahwa individu dilahirkan
dengan alat penguasaan bahasa (Language
Acquisition Device) LAD dan menemukan sendiri cara kerja bahasa tersebut.
Dalam belajar bahasa, individu memiliki kemampuan tata bahasa bawaan untuk
mendeteksi kategori bahasa tertentu seperti fonologi, sintaksis dan sematik. Kaum nativis berpendapat bahwa bahasa itu
terlalu kompleks dan rumit, sehingga mustahil dapat dipelajari dalam waktu
singkat melalui metode seperti peniruan atau imitation. Alat ini yang merupakan
pemberian biologis yang sudah di programkan untuk merinci butir-butir yang
mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari
otak yang khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan
kemampuan kognitif lainnya. Dan juga bahasa pertama itu penuh dengan
kesalahan dan penyimpangan kaidah ketika pengucapan atau pelaksanaan bahasa (performance). Manusia
tidak mungkin belajar bahasa pertama dari orang lain seperti klaim skinner
menurut chomsky bahasa hanya dapat diuasai oleh manusia, karena:
1. Perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik),
pola perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam proses
pematangan bahasa.
2. Bahasa dapat
dikuasai dalam waktu singkat , tidak bergantung pada lamanya latihan seperti pendapat kaum
behaviorisme.
Lenneberg (1967)
memiliki pendapat yang senada dengan ahli lain bahwa belajar bahasa adalah
berdasarkan pengetahuan awal yang diperoleh secara biologis. Para ahli nativis
menjelaskan bahwa anak dilahirkan dengan mekanisme atau kapasitas internal
sehingga dapat mengorganisasi lingkingannya dan mampu mempelajari bahasa.
Para ahli nativis menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa
dipengaruhi oleh kematangan seiring dengan pertumbuhan anak. Pandangan para
ahli nativis yang memisahkan antara belajar bahasa dengan perkembangan kognitif
dikritik berkenaan dengan kenyataan bahwa anak belajar bahasa dari ligkungan
sekitarnya dan memiliki kemampuan untuk mengubah bahasanya jika lingkungannya
berubah.
Periode Perkembangan Bahasa
Anak
Menurut
study yang dilakuan sebelum tahun 1960, minat bahasa anak mulai timbul pada
dekade pertama abad ke-20 yang dipelori oleh ilmuan di bidang psikologi ataupun
pedagogi, antara lain W. Stern, W. Preyer, dan G. Stumpf. Pada umumnya mereka
mempelajari buku harian anak-anaknya kemudian membandingkan hasilnya. Tumbullah
argumentasi-argumentasi mengenai perolahan bahasa anak.
Pada
periode sesudah tahun 1960 terjadi perubahan yang cukup berarti. Disamping
disebabkan karena munculnya banyak tokoh dengan teori yang di bawanya, juga
dikarenakan oleh kemajuan di bidang teknologi, seperti adanya tape recorder,
alat video, perhatian terhadap perkembangan bahasa anak semakin meningkat.
Dengan suatu alat, bahasa anakdapat diselidiki, dengan merekam dan kemudian
menganalisisnya. Tokoh-tokoh yang banyak melakukan penyelidikan berkaitan
dengan hal tersebut adalah W. Miller (1964), P. Menyuk (1963), R. Brown (1964),
dan Braine (1963).
M.
Schaerleakens (1977) membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam empat
periode. Perbedaan fase-fase ini berdasrkana pada cirri-ciri tertentu yang khas
pada setiap periode. Adapun periode-periode tersebut sebagai berikut:
1. Periode Prelingual (usia 0 - 1
tahun)
Disebut
demikian karena anak belum dapat mengucapkan ‘bahasa ucapan’ seperti yang diucapkan
orang dewasa, dalam arti belum mengikuti aturan-aturan bahasa yang berlaku.
Pada periode ini anak mempunyai bahasa sendiri, misalnya mengoceh sebagai ganti
komunikasi dengan orang lain. Contohnya baba,mama, tata, ayng mungkin merupakan
reaksi terhadap situasi tertentu atau orang tertentu sebagai awal suatu
simbolisasi karena kematangan proses mental pada usia 9-10 bulan.
Pada
periode ini, perkembangan yang menyolok adalah perkembangan comprehension,
artinya penggunaan bahasa secara pasif. Misalnya anak mulai bereaksi terhadap
pembicaraan orang dengan melihat kepada pembicara dan memberikan reaksi yang
berbeda terhadap suara yang ramah, yang lembut, dan yang kasar.[3]
2. Periode Lingual Dini (1 - 2,5
tahun)
Pada
periode ini anak mulai mengucapkan perkataannya yang pertama, meskipun belum
lengkap. Misalnya: atia (sakit), agi (lagi), itut (ikut), atoh (jatuh). Pada
masa ini beberapa kombinasi huruf masih sukar diucapkan, juga beberapa huruf
masih sukar untuk diucapkan seperti r, s, k, j, dan t. pertambahan kemahiran
berbahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam tiga periode,
yaitu:
a. Periode kalimat satu kata (
holophrare)
Menurut aturan tata bahasa,
kalimat satu kata bukanlah suatu kalimat, karena hanya terdiri dari satu kata,
tetapi para ahli peneliti perkembangan bahasa anak beranggapan bahwa kata-kata
pertama yang diucapkan oleh anak itu mempunyai arti lebih dari hanya sekedar
suatu ‘kata’ karena kata itu merupakan ekspresi dari ide-ide yang kompleks,
yang pada orang deawasa akan dinyatakan dalam kalimat yang lengkap.
Contohnya:
ucapan “ibu” dapat berarti:
Ibu
kesini! Ibu kemana? Ibu tolong saya!
Itu baju ibu, Ibu saya lapar,
dst
Pada
umunya, kata pertama ini dipergunakan untuk member komentar terhadap obyek atau
kejadian di dalam lingkungannya. Dapa berupa perintah, pemberitahuan,
penolakan, pertanyaan, dll. Bagaimana menginterpretasikan kata pertama ini
tergantung pada konteks waktubkata tersebut di ucapkan, sehingga untuk dapat
mengerti apa maksud si anak dengan kata tersebut kita harus melohat atau
mengobservasi apa yang sedang dikerjakan anak pada waktu itu. Intonasi juga
sangat membantu untuk mempermudah menginterpretasikan apakah si anak bertana,
member tahu, atau memerintah.
b. Periode kalimat dua kata
Dengan bertambahnya
perbendaharaan kata yang diperolah dari lingkungan dan juga karena perkembangan
kognitif serta fungsi-fungsi lain pada anak, maka terbentuklah pada periode ini
kalimat yang terdiri dari dua kata.
Pada
umunya, kalimat kedua muncul pertama kali tatkala seorang anak mulai mengerti
suatu tema dan mencoba untuk mengekspresikannya. Hal ini terjadi pada sekitar
usia 18 bulan, dimana anak menentukan bahwa kombinasi dua kata tersebut
mempunyai hubungan tertentu yang mempunya makna berbeda-beda, misalnya makna
kepunyaan (baju ibu), makna sifat (hidung pesek), dan lain sebagainya.
c. Kalimat
lebih dari dua kata
Kalau
ada lebih dari dua kata di bidang morfologi belum terlihat perkembangan yang
nyata, maka pada periode kalimat lebih dari dua kata sudah terlihat kemampuan
anak di bidang morfologi. Keterampilan membentuk kalimat bertambah, terlihat
dari panjangnay kalimat, kalimat tiga kata, kalaimat empat kata, dan
seterusnya. Pada periode ini penggunaan nahasa tidak bersifat egosentris lagi,
melainkan anak sudah mempergunakan untuk komunikasi dengan orang lain, sehingga
mulailah terjadi suatu hubungan yang sesungguhnya antara anak dengan orang
dewasa.[4]
3. Periode Diferensiasi (usia 2,5
- 5 tahun)
Yang
menyolok pada periode ini adalah keterampilan anak dalam mengadakan
diferensiasi dalam penggunaan kata-kata dan kalimat-kalimat[5].
Secara garis besar ciri umum perkembangan bahasa pada periode ini adalah
sebagai berikut:
- Pada
akhir periode secara garis besar anak telah menguasai bahasa ibunya, artinya
hukum-hukum tatabahasa yang pokok dari orang dewasa telah dikuasai.
- Perkembangan fonologi boleh dikatakan telah
berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan konsonan yang majemuk dan
sedikit kompleks.
- Perbendaharaan kata sedikit demi sedikit mulai
berkembang.Kata benda dan karta kerja mulai lebih terdiferensiasi dalam
pemakaiannya, hal ini ditandai dengan penggunaan kata depan, kata gati dank at
kerja bantu.
- Fungsi bahasa untuk komunikasi benar-benar mulai
berfungsi. Persepsi anak dan pengalamannya tentang dunia luar mulai ingin
dibaginya dengan orang lain, dengan cara memberikan kritik, bertanya, menyuruh,
membri tahu dan lain-lain.
- Mulai terjadi perkembangan di bidang morfologi,
ditandai dengan munculnya kata jamak, perubahan akhiran, perubahan kata karja,
dan lain-lain.
4. Perkembangan bahasa sesudah
usia 5 tahun
Dalam
periode ini ada anak dianggap telah menguasai struktur sintaksis dalam bahasa
pertamanya, sehingga ia dapat membuat kalimat lengkap. Jadi sudah tidak terlalu
banyak masalah. Menurut Piaget, pada periode ini perkembangan anak di bidang
kognisi masih berkembang terus sampai usia 14 tahun, sedangkan peranan kognisi
sanga t besar dalam penggunaan bahasa. Dengan masih terus berkembangnya
kognisi, dengan sendirinya perkembangan bahasa juga masih berkembang.
Ada
beberapa penelitian tentang perkembangan bahasa sesudan usia 5 tahun, antara
lain penelitian yang dilakukan oleh A. Karmiloff Smith yang menyelidiki bahasa
anak-anak sekolah (1979) yang menyatakan bahwa antara usia 5 – 8 tahun muncul
cirri-ciri baru yang khas pada bahasa anak, yaitu kemampuan untuk mengerti
hal-hal yang abstrak pada taraf yang lebih tinggi. Baru kemudian sesudah anak
usia 8 tahun bahasa menjadi alat yang betul-betuk penting baginya untuk
melukiskan dan menyampaikan pikiran.
Dalam
bidang semantic terlihat kemajuan-kemajuan yang tercermin pada penambahan kosa
kata, dan penggunaan kata sambung secara tepat. Tetapi aturan sintaksis khusus
untuk pembuatan kalimat konteks baru dikuasai secara bertahap antara usia 5 –
10 tahun. Selanjutnya pada usia 7 tahun baru dapat menggunakan kalimat pasif,
maksudnya mengerti aturan-aturan tatabahasa mengenai prinsip-prinsip khusus,
bertidak ekonomis dalam mengungkapkan sesuatu serta menghindari hal-hal yang
berlebihan. Sampai SMP keterampilan bicara lebih meningkat, sintaksis lebih
lengkap dengan variasi-variasi struktur dan variasi-variasi kata, baik
kekomplekan kalimat tulis maupun lisan.[6]
[4]Ibid, hal:66
[5]http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/tadris/article/view/229/220.130317:23.05
[6]http://melyloelhabox.blogspot.co.id.070317:15.45
0 comments:
Post a Comment